Energi terbarukan, eksplorasi genom, future food, sistem keuangan berbasis blockchain, berbagai macam platform beserta content turunannya dan berbagai inovasi produk digital lainnya. Itulah masa depan dunia, kita berkompetisi dengan model “eksplorasi ide” berbasis komunitas tentunya “Berpikir Eksploratif, Bertindak Kolaboratif”.
Sudah selesai dengan model kompetisi pembangunan berbasis sumber daya alam (gali, keruk, eksploitasi).
Contoh: Kawasan ekonomi kaya raya seperti Silicon Valley itu tambangnya bukan di dalam bumi tetapi ada di otak para Insinyur teknologi disana.
Indonesia Maju 2045 itu kita harus masuk pada Generasi “EKSPLORASI IDE”.
Humba 2045 merupakan konsepsi berupa rancang gagasan (masterplan) peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Generasi Sumba sebagai peta jalan menuju Indonesia Maju 2045. Berangkat dari konsep Revolusi Kognitif yang mengajak kita menjelajah kembali kemampuan dasar manusia (Homo Sapiens) dalam bertahan hidup, sejumlah tulisan mengenai budaya masyarakat Marapu dan potensi generasi muda Sumba dalam Humba 2045 dapat menjadi cerminan bagaimana sejarah peradaban awal manusia dapat mengawal cita-cita Bangsa Indonesia. Mulai dari hidup berdampingan dengan para leluhur dalam budaya batu kubur (Megalitik) di kampung-kampung adat, rancang Humba Academy sebagai laboratorium kreatif berbasis literasi, hingga bambu sebagai orientasi arsitektur Sumba di masa depan.
“KEMBALIKAN KIBLAT PENDIDIKAN DASAR 'BUDI PEKERTI’ KITA TERHADAP FILOSOFI HIDUP LELUHUR BANGSA INDONESIA.”
LOKALITAS - Sumber daya alam, manusia, dan budaya Sumba meluruh dalam kreativitas para ‘aktor’ lokal. Sebagian dari mereka bahkan ada yang telah menemu keotentikannya, bauran antara jejak para leluhur dengan berbagai eksplorasi. Proses kreatif tersebut mengandung rangkaian makna dalam sebentuk narasi yang dapat hadir secara meluas dan serentak melalui berbagai platform digital. Data potensi sumber daya Sumba yang terdokumentasi secara digital, memungkinkan adanya sebuah diplomasi budaya melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif di era akselerasi media dan teknologi kini.
Indonesia Creative Cities Network membuka ruang diskusi melalui satu lagi Kelas #AJAR (Akademi Belajar): "POTENSI LOKAL SUMBA", bersama;
- Narasumber: Herman Umbu Billy @UmbuBilly (Koord. Daerah NTT #ICCN, CEO SumbaMedia HUB @SUMBA.TV, CEO CIVILARC.ID)
- Host: Panca DZ @PancaDZ (Ses. Deputi Pengembangan Bisnis ICCN)
JUMAT, 18 SEPTEMBER 2020
Pukul 14:00-15:30 WIB
Kelas & sertifikat terbatas!
Segera daftarkan dirimu di: https://linktr.ee/iccnmedia atau link pada Bio @ICCNmedia
"PADAMU NEGERI, KAMI BERKOLABORASI!"
Podcast "Suara Sabana" merupakan program yang memperdengarkan sudut pandang tokoh terpilih mengenai narasi seputar alam, seni, dan budaya, serta perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Suara Sabana memiliki beberapa program yang hadir dengan format dan karakteristiknya masing-masing dalam lingkar semangat berbagi dan bekreasi bersama. Program perdana Suara Sabana ialah GENS (Generasi Sumba), program siaran talkshow yang menghadirkan gagasan dan kisah para tokoh Sumba khususnya tokoh muda untuk memotivasi Generasi Sumba dalam berkarya. Podcast Suara Sabana diinisiasi oleh SumbaMedia HUB | SUMBA.TV
Komunitas Arsitek Tanpa Nama (ATN) kembali menyelenggarakan Pameran Karya 2019 pada 15-17 November 2019 di PLAZA RENON Denpasar.
CivArch design studio | CIVILARC.ID sebagai salah satu peserta menampilkan ide, pemikiran dan desain:
S'SPACE
KIOS +
Menuju 60 Tahun SMA Anda Luri (1959-2019), Pater Dominikus atau yang biasa disapa dengan Pater Kus mengatakan bahwa "Tugas sekolah adalah mencerdaskan anak-anak bangsa, dan peranan guru sangat penting dalam mendidik mereka. Menjadi suatu kebanggaan dan juga kebahagiaan ketika tugas Guru dijalankan dengan sebaik-baiknya, jika anak yang sama sekali 'kurang bisa' pada akhirnya secara kolekif bisa menghasilkan pencapaian bersama-sama yang menggembirakan".
Melihat perkembangan dan peningkatan kualitas kopi Bajawa Flores, kopi yang telah dikenal oleh pencinta kopi diseluruh dunia. SumbaMedia HUB ingin memulai program dokumentasi dan publikasi Flores berbasis liputan, data dan penelitian yang berkelanjutan melalui kopi Flores Bajawa ini dan program ini diberi nama "FLORES experience".
Sebelumnya SumbaMedia HUB telah merilis program dengan konsep yang sama yaitu "Sumba The Journey".
Karburator Kreatif (KREATOR) Special Program “Flores Experience”.
Berawal dari sedikitnya peluang untuk bekerja sebagai ahli Gizi di kota Bajawa, Jejey memulai profesinya sebagai Entrepreneur Jewelry di kota Bajawa. Jejey memberikan sudut pandang bahwa menjadi Entreprenur Jewelry tidak hanya membutuhkan kreatifitas dan ide ‘tingkat tinggi’ tetapi kepercayaan kepada diri sendiri untuk berani mengambil resiko. Dari cerita Jejey kita bisa melihat perjuangan, kegigihannya dalam memulai usahanya di kota kecil dengan mendobrak segala tradisi dan kultur lokal.
Felix Soba Meo merupakan seorang pengusaha Kopi Arabika Bajawa dengan nama brand KopiKita Bajawa. Berawal dengan menjadi seorang petani kopi dan situasi nilai tawar biji kopi yang relatif rendah kala itu, mendorong Bapak Felix untuk berfokus sebagai seorang Coffee Processor. Dengan harapan dapat mengembangkan proses pengolahan biji kopi Bajawa, seturut dengan upaya mengedukasi para petani kopi setempat mengenai proses pengolahan dan pemasaran Kopi Arabika Bajawa secara mandiri. Dedikasinya selama ini turut memantik apresiasi masyarakat luas atas kualitas biji kopi arabika yang bertumbuh subur di tanah Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores ini.
"Saya ingin, orang yang membeli dan merasakan kopi Bajawa berpikir bahwa ini adalah kopi kita, bukan hanya milik orang Bajawa,” jelas Felix.
Yulita Meo biasa disapa Lita dan Elisabeth Novita Mumu biasa disapa Eca, merupakan dua anak muda dari Kampung Bena - Bajawa, yang menjalankan bisnis kedai kopi Arabica Bajawa. MOKU DIA, nama yang dipilih untuk menjadi sapaan kedai ini. MOKU yang artinya 'duduk' dan DIA yang artinya 'disini', dan jika digabungkan berarti "Duduk di sini'.
Nama kedai ini diangkat dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Bajawa yang jikalau ada seseorang lewat didepan rumah mereka, sang tuan rumah akan menyapa orang tersebut untuk ''Moku Dia' ke rumahnya untuk sekedar mampir sembari bercakap dan minum kopi pastinya.
Di bawah asuhan Vivi Pane, Eca dan Lita mengelola Moku Dia sebagai kedai kopi di kampung Bena - Bajawa. Eca dan Lita selain belajar tentang kopi Arabika Bajawa dan cara penyeduhan kopi yang baik, mereka juga belajar bagaimana menjadi Entrepreneur muda yang melihat peluang daerah (Bajawa) sebagai penghasil Kopi Arabika terbaik di Indonesia. Mendobrak kebiasaan anak-anak muda di daerah mereka yang sebagian menaruh harapan untuk bekerja sebagai Abdi Negara.
ICCN mencoba hadir sebagai jejaring silaturahmi forum lintas komunitas yang ingin memperjuangkan bagaimana seluruh kota di Indonesia membangun dengan identitas khasnya berkenaan dengan potensi kreatif dengan 10 nilai prinsip, yaitu: kota yang menjunjung keragaman sosial budaya, inklusif, melindungi HAM, memuliakan kreativitas, tumbuh bersama lingkungan yang lestari, memelihara kearifan sejarah, transparan adil dan jujur, memenuhi kebutuhan dasar, memanfaatkan energi terbaharukan dan menyediakan fasilitas umum yang layak bagi masyarakat. Untuk tujuan kesejahteraan warga, pemerataan ekonomi, penyelesaian masalah keseharian, naik kelas dan relevan dengan zaman.
KENAPA KOTA KREATIF ?
Tahun 2050, 70% penduduk dunia akan hidup diperkotaan (PBB 2014).
Semua kota di Dunia berkomitmen memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals 2030 dan menjalankan The New Urban Agenda.
Kota adalah entitas yang paling lentur dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan terkini, seperti perubahan iklim dan perpindahan massal manusia.
Kita sudah masuk dalam Era Revolusi Industri 4.0 yang bercirikan sistem cyber-fisik, dengan dominasi tren otomasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur sehingga daya cipta, cara berpikir kreatif, kemampuan kognitif dan pemahaman terhadap teknologi dan sistem 'cerdas' menjadi modal utama manusia untuk bertahan dan berkembang.
PROFIL ICCN
Indonesia Creative Cities Network (ICCN) atau jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia adalah simpul organisasi yang berkomitmen untuk mewujudkan 10 prinsip kota kreatif. Kini dalam ICCN telah tergabung 211 inisiatif kota/kabupaten dibawah koordinasi 11 Koordinator Daerah yang tergabung dalam Pengurus Pusat ICCN
TUJUAN ICCN
ICCN bertujuan untuk menggalang sinergi antar kota/kabupaten kreatif di Indonesia, untuk dapat mencapai tujuan bersama, yaitu saling mendukung dalam pengembangan ekonomi kreatif demi peningkatan kesejahteraan di wilayah kota/kabupaten.
PROGRAM ICCN 2017 - 2019
Kompas Pembangunan Kota/Kabupaten
Satu Peta & Satu Data Ekonomi Kreatif Indonesia
Indikator Kota Kreatif Indonesia
BENEFIT BERGABUNG DALAM ICCN
Dapat memperoleh informasi termutakhir dan terpercaya terkait ekonomi kreatif.
Mendapat prioritas untuk dilibatkan dalam berbagai program ICCN dan jejaringnya.
Terhubung langsung dengan para pakar dari seluruh bidang industri kreatif.
Dapat memperluas jejaring dan peluang yang lebih luas dalam bidang ekonomi kreatif, baik dalam skala nasional, regional dan internasional.
11 Program Kota Kreatif
Pokok Pembahasan Workshop Indonesia Creative Cities Conference V, Ternate - Maluku Utara.
4-5 September 2019
Dalam rangka mendukung visi Presiden Joko Widodo membangun Sumber Daya Manusia Bangsa Indonesia, SumbaMedia HUB menyelenggarakan Lomba Menulis Puisi & Cerpen (SMP & SMA), Lomba Membuat Film Pendek (umum). Mari kita bangun SDM Indonesia dari Sumba, Salam Suara Sabana Tanah Marapu !
B.J. HABIBIE saat memimpin PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Aachen - Jerman melahirkan konsep "Membangun Industri Dirgantara Indonesia", konsep yang direncanakan untuk membangun Indonesia setelah era Revolusi. Konsep ini dimulai dengan Seminar Pembangunan yang mengundang semua mahasiswa Indonesia di Eropa (Hamburg, 20-25 Juli 1959).
Saat prototipenya selesai, kita berurusan dengan IMF ditahun 1998, kemudian 'special project' itu 'BERHENTI'.
Saat ini kita sedang membangun Industri Kreatif sebagai tulang punggung ekonomi menuju "Indonesia Maju 2045".
Semoga kali ini kita tidak berurusan dengan IMF lagi!