KARYA, WARISAN DAN CAHAYA DARI TIMUR
HUMBA Collection adalah pertemuan antara tradisi dan imajinasi,
antara cahaya masa lalu dan desain masa depan. Koleksi ini merangkum beragam artefak, kerajinan, dan ekspresi seni dari tanah Sumba, yang dapat diolah menjadi karya kontemporer tanpa kehilangan jiwanya. Setiap produk menyimpan cerita tentang leluhur, tentang rumah, dan tentang kita semua yang sedang mencari akar dan jatidiri.
Anyaman Humba
Anyaman tradisional Sumba merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari Masyarakat Sumba. Dibuat dari daun lontar atau pandan liar yang dikeringkan dan dianyam dengan pola khas, produk anyaman ini berfungsi multifungsi: sebagai tempat penyimpanan benda pusaka, tas selempang tradisional, maupun wadah sajian sirih pinang dalam upacara adat. Motifnya mencerminkan status sosial, simbol perlindungan, dan doa kesejahteraan. Keindahan anyaman tidak hanya terletak pada bentuknya yang fungsional, tetapi juga pada filosofi keteraturan, kerja keras, dan kesabaran yang melekat dalam setiap simpulnya.
Maskot & Boneka Humba
Maskot HUMBA berukuran 35 cm dibuat dari bahan kain dan spons
lembut. Sosoknya menggambarkan masa depan yang ceria dan lahir dari tanah Humba. Versi mininya, Boneka Humba berukuran 11 cm, menjadi souvenir ideal yang dapat dibawa pulang oleh siapa pun yang ingin menyimpan sepotong cerita dari timur. Kedua pro duk ini adalah jembatan antara generasi muda dan warisan budaya
yang hidup.
Anahida, Pula, Laba, dan Tabelu
Artefak keramik (tanah liat) dan kuningan dalam koleksi ini adalah simbol-simbol filosofis dari struktur adat Sumba. Anahida – kalung yang biasa diberikan kepada anak perempuan sebagai perlindungan, dihadirkan dalam bentuk keramik elegan. Sedangkan Pula, Laba, dan Tabelu merupakan representasi kehidupan: kelahiran, kekuatan, dan warisan. Meski tidak untuk dijual, kehadiran mereka dalam pameran adalah pernyataan: bahwa nilai tak selalu terletak pada harga.
Parang Katopu Humba
Tiga parang khas Sumba ini mewakili keberanian, kepemimpinan, dan kehormatan. Dibuat dari logam, kayu, dan tanduk kerbau, dengan ukuran dan ukiran berbeda, setiap parang dalam koleksi ini menyimpan karakter tersendiri. Pegangan tanduk berukir, sarung kayu dengan simbol matahari atau mamuli, dan bilah yang diasah tajam, semuanya dirancang untuk menjadi benda pusaka sekaligus karya seni. Digunakan dalam prosesi adat.
Tenun Ikat & Pahikung Tradisional
Kain-kain tenun dalam koleksi ini berasal dari berbagai kampung tenun di Sumba. Beberapa berusia 50-100 tahun, diwariskan lintas generasi. Setiap helai benang adalah narasi tentang perang, pertanian, kelahiran, dan langit. Motif Patularatu dan Kaworu menggambarkan perjalanan roh, sedangkan teknik pahikung (tenun tambahan) memperlihatkan detail geometri sakral. Warna-warna dari akar pohon, lumpur, dan batu alam dipadukan dalam simfoni tekstil yang tak lekang oleh waktu.
Setiap produk dalam HUMBA Collection bukan sekadar benda. Mereka adalah jendela menuju nilai-nilai, upacara, dan keindahan yang telah hidup ratusan tahun. Di tangan para perajin dan seniman, warisan ini tidak hanya dilestarikan, tapi diberi bentuk baru yang bisa dirasakan oleh dunia.