Bayangkan sebuah malam pertandingan di London Utara. Di atas lahan bekas White Hart Lane yang legendaris, kini menjulang Tottenham Hotspur Stadium, sebuah stadion berkapasitas 62.850 penonton yang sejak dibuka tahun 2019 telah menetapkan standar baru pembangunan stadion. Stadion yang mendapat multi-penghargaan ini bukan sekadar arena olahraga; ia menjelma menjadi simbol ambisi berani, inovasi teknologi, dan model bisnis visioner. Tottenham Hotspur, klub dengan sejarah lebih dari seabad, berani bermimpi untuk memiliki rumah baru yang sepadan dengan reputasi mereka di kancah Liga Premier Inggris. Hasilnya adalah sebuah stadion futuristik yang menawarkan salah satu pengalaman menonton terbaik di dunia. Menggabungkan emosi sepak bola dengan kecanggihan ala abad ke-21.
Dengan dinding kaca yang berkilau di bawah sorotan lampu dan gemuruh dukungan puluhan ribu suporter, stadion ini ibarat “theatre of dreams” versi Tottenham, di mana inovasi bertemu dengan tradisi. Bagi para investor dan pemangku keputusan, Tottenham Hotspur Stadium berdiri sebagai referensi terbaik dunia dalam pembangunan stadion modern: contoh nyata bagaimana infrastruktur olahraga bisa menjadi mesin pendapatan (revenue) berkelanjutan, ikon arsitektur, pusat komunitas, serta panggung ekspansi merek global.
Tulisan ini menggali lima pilar kunci kesuksesan stadion ini, yaitu: inovasi teknologi, strategi pendapatan, desain arsitektur & pengalaman penonton, keterlibatan komunitas, serta kemitraan strategis & ekspansi global dan bagaimana semuanya terjalin dalam kisah inspiratif yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi proyek serupa, termasuk mimpi Laskar Tridatu Bali United memiliki stadionnya sendiri dimasa depan, yaitu: Tridatu Arena di Pulau Dewata.
Tottenham Hotspur Stadium dibangun dengan ambisi menjadi stadion tercanggih di dunia, mengintegrasikan teknologi untuk menghadirkan pengalaman penonton tanpa tanding. Salah satu inovasi paling menakjubkan adalah lapangan rumput retraktil (retractable pitch) yang sepenuhnya bisa digeser. Dalam waktu sekitar 25 menit, lapangan rumput alami berukuran penuh dapat dipisah menjadi tiga bagian dan digeser masuk ke kolong tribun selatan. Di bawahnya, terbentang lapangan sintetis siap pakai untuk NFL atau acara lainnya. Teknologi ini menjadikan Tottenham Hotspur Stadium stadion pertama di dunia yang secara khusus dibangun untuk mengakomodasi pertandingan NFL di luar Amerika Serikat. Artinya, dalam satu akhir pekan stadion dapat menggelar laga Liga Premier, lalu “bertransformasi” menjadi arena American football, semua tanpa mengorbankan kualitas rumput alami untuk sepak bola. Inovasi retraktil ini bukan sekadar gimmick, melainkan solusi rekayasa cerdas yang membuka peluang pendapatan multi-event sekaligus mengokohkan reputasi stadion sebagai fasilitas kelas dunia.
Selain lapangan yang bisa berubah wujud, stadion ini dipenuhi teknologi pintar yang meningkatkan kenyamanan dan keterhubungan. Konektivitas adalah prioritas: terdapat 1.641 titik akses Wi-Fi berteknologi Aruba HPE tersebar di seluruh stadion, menjamin 100% cakupan Wi-Fi berkecepatan tinggi bagi 62.000 lebih penonton yang hadir. Dengan arsitektur “pico-cell” inovatif yang menempatkan access point di bawah kursi, setiap 38 penonton di stadion pada dasarnya “diurus” oleh satu node Wi-Fi. Hasilnya, meski puluhan ribu perangkat tersambung bersamaan, para fans tetap dapat mengakses internet, membagikan momen, atau menggunakan aplikasi klub tanpa hambatan. Klub bahkan meluncurkan aplikasi seluler resmi yang terintegrasi dengan sistem stadion; mulai dari tiket elektronik, pemetaan tribun interaktif berbasis bluetooth beacon, hingga pemesanan makanan, semuanya dirancang untuk memaksimalkan pengalaman digital fans di dalam venue. Di Tottenham Hotspur Stadium, frasa “stadion pintar” benar-benar diwujudkan.
Inovasi teknologi juga terasa di sisi operasional dan layanan. Salah satu contoh yang kerap mencuri perhatian adalah sistem penyajian bir berteknologi tinggi di stadion ini. Alih-alih menuang bir secara konvensional dari atas gelas, Tottenham memperkenalkan mesin yang mengisi bir dari bawah gelas melalui katup khusus, sebuah tontonan unik yang sekaligus mempercepat layanan. Teknologi yang diadaptasi dari stadion NFL di AS ini memungkinkan petugas menuang hingga 10.000 pint bir per menit pada berbagai gerai minuman di stadion. Hasilnya, antrian mengular yang biasa terlihat saat jeda pertandingan dapat dikurangi drastis. Bagi penonton, inovasi ini berarti lebih sedikit waktu mengantre dan lebih banyak waktu menikmati laga. Bagi pengelola stadion, ini berarti penjualan konsesi yang lebih tinggi dan kepuasan pelanggan yang meningkat, perpaduan win-win solution melalui sentuhan teknologi.
Tak ketinggalan, sistem audiovisual dan pencahayaan canggih terpasang untuk menciptakan atmosfer megah. Layar LED raksasa berdefinisi tinggi terpasang melingkari tribun, memastikan setiap penonton mendapat pandangan jelas replay dan hiburan visual. Sistem tata suara didesain bersama ahli akustik konser U2 untuk memaksimalkan gemuruh dukungan fans. Bahkan penunjuk arah (wayfinding) di kompleks stadion mengusung konsep digital: totem petunjuk dengan layar LED dapat diperbarui secara dinamis, memandu alur puluhan ribu orang dengan fleksibilitas tinggi. Intinya, Tottenham Hotspur Stadium menegaskan bahwa stadion modern harus luwes beradaptasi. Dengan platform teknologi mutakhir dari lapangan modular hingga jaringan nirkabel yang andal, stadion ini mampu berubah wajah sesuai kebutuhan acara, tanpa mengorbankan kualitas. Inovasi seperti inilah yang patut ditiru oleh proyek stadion baru lainnya di Dunia terutama di Indonesia, seperti GBK Stadium di Jakarta, memastikan fasilitas tersebut siap menyongsong berbagai tuntutan event olahraga dan hiburan di masa depan demi keberlanjutan dari infrastruktur dan pengelolaan stadion itu sendiri.
Investasi membangun stadion canggih tentu harus sejalan dengan strategi pendapatan yang solid. Tottenham Hotspur Stadium, yang menelan biaya pembangunan sekitar £1 miliar, dirancang sejak awal sebagai mesin pendulang pendapatan multi-sumber. Filosofinya sederhana: stadion tidak boleh “menganggur” di luar 90 menit pertandingan sepak bola. Daniel Levy, Chairman Spurs, menegaskan visi stadion sebagai destinasi multi-fungsi 365 hari setahun, agar klub dapat menggenjot pemasukan di luar hari pertandingan sepak bola. Hasilnya terbukti nyata dalam laporan finansial klub. Pada tahun finansial 2022/2023, total pendapatan Tottenham melonjak 24% menembus £549,6 juta – pertama kalinya pendapatan klub melampaui setengah miliar pound. Kenaikan ini tidak lepas dari kontribusi signifikan stadion baru: penerimaan hari pertandingan (ticketing) mencapai £117,6 juta dan menjadi krusial sebagai penjamin keamanan pembayaran utang pembangunan stadion. Lebih menarik lagi, pendapatan komersial non-pertandingan termasuk sponsor, merchandise, acara pihak ketiga, tur stadion, atraksi wisata, serta konferensi dan event bisnis melonjak ke £227,7 juta, naik dari £183,5 juta tahun sebelumnya. Artinya, stadion multi-guna ini berhasil membuka aliran pendapatan baru di luar core bisnis sepak bola, menjadikan model bisnis klub lebih tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu pilar strategi pendapatan adalah pemanfaatan stadion untuk berbagai event olahraga dan hiburan kelas dunia. Tottenham Hotspur Stadium secara reguler menjadi tuan rumah pertandingan NFL setiap musim (minimal dua laga reguler per tahun dalam kemitraan 10 tahun senilai £40 juta, serta telah menggelar laga rugby, tinju, dan konser musik raksasa. Bayangkan, dalam rentang satu tahun stadion ini menjamu duel tinju kelas berat dunia Anthony Joshua vs Oleksandr Usyk (September 2022) dan lima konser sold-out Beyonce berturut-turut (Mei 2023). Setiap event non-sepakbola ini berarti pemasukan ekstra: penjualan tiket tambahan, sewa venue, hak siar, hingga konsumsi penonton. Misalnya, konser musik mega bintang menarik puluhan ribu fans yang semuanya membeli tiket dan camilan; laga NFL menghadirkan basis fans berbeda yang terkenal royal membelanjakan merchandise dan makanan (rata-rata fans NFL melakukan hingga 4 kali transaksi di konter konsesi selama game, dua kali lipat kebiasaan fans sepak bola biasa. Dengan kalender event yang terisi beragam, stadion ini mengalirkan pendapatan sepanjang tahun, tidak tergantung semata pada jadwal musim sepak bola.
Tottenham juga menciptakan daya tarik wisata dan hiburan 365 hari di kompleks stadion. Mereka membangun Tottenham Experience, area visitor centre dengan megastore klub, yang menarik pengunjung setiap hari. Tur stadion tersedia bagi wisatawan, menawarkan pengalaman menapak jejak pemain idola dari ruang ganti hingga pinggir lapangan. Yang paling inovatif, Spurs menghadirkan atraksi “Dare Skywalk” - petualangan berjalan di atap stadion setinggi 46 meter, lengkap dengan opsi turun menggunakan abseiling. Atraksi unik ini begitu populer hingga dinobatkan sebagai Outdoor Attraction No.1 di London versi TripAdvisor. Tak berhenti di situ, mulai 2023 Spurs bekerja sama dengan Formula 1 menghadirkan F1 Karting berstandar kejuaraan di bawah tribun Selatan, arena go-kart listrik indoor terpanjang di London. Penggemar motorsport, keluarga, hingga rombongan korporat pun datang saban hari untuk menjajal sensasi balap, disambung menikmati makanan-minuman di fasilitas stadion. Semua atraksi ini menciptakan ekosistem pendapatan non-pertandingan yang masif. Menurut estimasi klub, kombinasi konser, event olahraga, dan atraksi wisata di Tottenham Hotspur Stadium menarik minat hingga 5,9 miliar orang dari seluruh dunia, hampir 80% populasi bumi, angka fantastis yang merefleksikan jangkauan global berbagai acara yang dihelat. Sementara secara lokal, arus pengunjung sepanjang tahun tersebut mendongkrak ekonomi area sekitar hingga £300 juta per tahun, lewat belanja wisatawan di hotel, restoran, dan bisnis lokal lainnya.
Di dalam stadion, strategi pricing dan hospitality juga dioptimalkan untuk pendapatan. Populous, firma arsitektur stadion, merancang 65 suite eksekutif, lounge premium, dan klub hospitality mewah yang mampu menampung hingga 8.000 tamu VIP pada hari acara. Segmen premium ini menawarkan pengalaman eksklusif dari hidangan oleh koki Michelin hingga pemandangan terbaik dengan harga tinggi yang siap dibayar kalangan korporat dan high-spenders. Bersamaan, untuk kelas umum, Tottenham menyediakan 60+ gerai konsesi dan 3 sports bar bertema pub di concourse stadion, termasuk Goal Line Bar sepanjang 65 meter (terpanjang di Eropa) dan food court bergaya street-food. Dengan pilihan kuliner berlimpah mulai fish and chips, burger gourmet, hingga bir kraft lokal dari microbrewery Beavertown di dalam stadion, fans terdorong datang lebih awal dan tinggal lebih lama usai laga yang berarti pengeluaran mereka di lokasi meningkat. Strategi ini terbukti tokcer: pada setiap laga kandang, mikrobrewery Beavertown kewalahan memenuhi dahaga ribuan fans, namun teknologi bottom-up beer filling terbukti “sebanding emasnya” dengan kemampuan menyajikan bir secara kilat sehingga penjualan meroket di atas ekspektasi. Intinya, Tottenham memaksimalkan setiap jengkal stadion untuk menghasilkan pendapatan, baik melalui pengalaman kelas atas maupun volume penjualan massal. Bagi investor stadion seperti proyek Tridatu Arena, model bisnis Spurs ini mengajarkan bahwa stadion modern harus dirancang sebagai destinasi hiburan menyeluruh, melayani berbagai segmen pasar, aktif sepanjang tahun, dan mampu mengubah biaya investasi besar menjadi aliran revenue jangka panjang.
Memasuki Tottenham Hotspur Stadium, pengunjung disuguhi perpaduan desain arsitektur yang megah sekaligus fungsional, semuanya demi pengalaman penonton yang optimal. Arsitektur stadion ini mengusung filosofi “atmosfer intim dalam skala masif”. Meskipun berkapasitas hampir 63 ribu, tribun-tribun dirancang terjal 35 derajat, kemiringan maksimum sesuai regulasi Inggris, sehingga penonton sedekat mungkin dengan aksi di lapangan. Jarak kursi terdepan ke lapangan hanya sekitar 5 meter, lebih rapat dibanding stadion modern lain seukurannya. Efeknya, setiap seruan dan sorak-sorai seisi stadion menggema kuat, membangun aura pertandingan yang bergelora. Puncak kemegahan terasa di Tribun Selatan (South Stand), tribun tunggal berkapasitas 17.500 penonton, terbesar di Britania Raya. Tribun satu lapis tanpa sekat ini sengaja didesain bak “dinding suara” raksasa, terinspirasi atmosfir “Yellow Wall” Dortmund. Klub bahkan menggandeng sound engineer band U2 untuk mengatur waktu dengung (reverberation) stadion agar teriakan fans terdengar maksimal dan menyatu, menciptakan gelombang dukungan yang dapat membuat bulu kuduk merinding. Ketika “Oh When the Spurs” dikumandangkan oleh lautan manusia di South Stand, aura magis terasa menyelimuti, memberikan keunggulan psikologis bagi tim tuan rumah. Desain akustik dan tribun seperti ini menunjukkan perhatian terhadap detail emosional pengalaman, suatu elemen tak berwujud yang nilainya sangat nyata. Tak heran legenda sepak bola Gary Lineker pun berujar setelah tur stadion: “Ini stadion sepak bola terbaik yang pernah saya kunjungi”. Sebuah testimoni yang menegaskan keberhasilan desain arsitektur dalam memikat hati.
Pengalaman penonton juga diperkaya dengan fasilitas kelas pertama di seantero stadion. Area concourse (umum) dirancang leluasa dan tematik: terdapat Market Place Atrium 5 lantai di balik Tribun Selatan yang menjadi titik berkumpul favorit sebelum dan sesudah laga. Di sini, fans dapat menikmati aneka street food di gerai-gerai modern, mencoba bir segar di Beavertown microbrewery dalam stadion, atau bersantai di bar ala pub Inggris, semua tanpa harus meninggalkan stadion. Bagi keluarga, tersedia area rekreasi dan toko merchandise resmi klub yang luas di Tottenham Experience. Kursi penonton didesain ergonomis dan berkanopi, melindungi mayoritas penonton dari hujan tanpa mengurangi sirkulasi udara ke rumput. Toilet dan fasilitas umum jumlahnya melimpah, termasuk 66 toilet aksesibel dan 250+ titik khusus kursi roda yang tersebar merata, memastikan kenyamanan difabel. Bahkan ada sensory room khusus bagi penonton autisme atau kebutuhan sensorik, menegaskan inklusivitas bahwa stadion ini “untuk semua orang”. Hal-hal yang tampak sederhana seperti ruang kaki lebih luas, akses keluar-masuk lebih lancar, hingga pencahayaan alami di area publik berkontribusi membuat penonton betah. Spurs benar-benar menekankan bahwa setiap aspek fisik stadion harus menunjang fan experience sebaik mungkin.
Desain stadion juga mempertimbangkan fleksibilitas untuk berbagai skenario acara. Misalnya, demi American football, permukaan lapangan diturunkan 1,6 meter lebih dalam dari tribun terdepan dibanding konfigurasi sepak bola, sehingga penonton mendapatkan sudut pandang ideal di atas pinggir lapangan NFL. Ruang ganti pemain diduplikasi: ada ruang ganti NFL berukuran super luas lengkap dengan fasilitas gym dan pemulihan khusus, terpisah dari ruang ganti sepak bola. Area lorong pemain (tunnel) dibuat atraktif dengan dinding kaca, memungkinkan tamu hospitality melihat langsung pemain berbaris sebelum masuk lapangan, sebuah daya tarik premium. Di atap, selain terpasang panel surya ramah lingkungan, juga terdapat mekanisme gantung skywalk untuk atraksi wisata tadi. Lampu stadion dapat diubah warna tematik (misal biru putih untuk Spurs, atau merah bagi tim NFL tertentu), memberikan sentuhan personal untuk setiap event. Semua ini menunjukkan desain arsitektur yang adaptif: stadion dapat berganti wajah sesuai siapa yang bertanding malam itu, tanpa kehilangan identitas aslinya. Hasil akhirnya, setiap pengunjung pulang dengan kesan mendalam, entah itu fans sepak bola yang terkesima atmosfer panas derby London, atau keluarga yang terhibur menonton konser megah dengan kenyamanan tak terduga di dalam stadion. Bagi proyek Tridatu Arena Bali United kelak, pelajaran dari Tottenham jelas: rancanglah stadion sebagai pengalaman menyeluruh - bukan hanya tempat duduk menghadap lapangan, tetapi destinasi dimana arsitektur, fasilitas, dan layanan bersinergi menciptakan momen tak terlupakan.
Ketika sebuah stadion megah berdiri, dampaknya melampaui sekadar pertandingan olahraga; ia menjadi katalis perubahan bagi komunitas sekitarnya. Tottenham Hotspur Stadium dibangun di tengah kawasan Tottenham, daerah yang sebelumnya kurang berkembang di London Utara. Sejak awal, klub dan mitra pembangunan menempatkan agenda regenerasi kawasan dan pemberdayaan komunitas sebagai salah satu tujuan utama proyek ini. Hasilnya, stadion ini bukan menara gading eksklusif - melainkan pusat komunitas baru yang hidup, menciptakan peluang ekonomi, pendidikan, dan sosial bagi warga lokal.
Dampak ekonomi yang dihadirkan sungguh signifikan. Proyek stadion dan pengembangan lahannya diperkirakan menciptakan 3.500 lapangan pekerjaan baru ketika semuanya rampung. Mulai dari pekerjaan konstruksi, staf operasional stadion, pramuniaga toko dan restoran, pemandu tur, hingga posisi manajemen event, peluang kerja bertumbuh pesat di wilayah yang sebelumnya tingkat penganggurannya tinggi. Selain itu, aktivitas stadion yang mendatangkan sekitar 2 juta pengunjung per tahun bak denyut nadi baru bagi ekonomi lokal. Diproyeksikan, kompleks stadion menyuntikkan sekitar £293 juta (Rp5,5 triliun) per tahun ke ekonomi daerah setempat, melalui belanja pengunjung di area stadion maupun di bisnis sekitar seperti hotel, warung makan, transportasi, dan ritel. Angka ini sejalan dengan estimasi klub yang menyebutkan atraksi sepanjang tahun di stadion berkontribusi sekitar £300 juta setahun bagi salah satu distrik termiskin di London. Bagi investor dan pemerintah daerah, statistik ini tentu berbicara lantang: investasi infrastruktur stadion yang tepat dapat menjadi mesin penggerak pembangunan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Tottenham Hotspur Stadium juga dirancang sebagai ruang publik dan fasilitas komunitas. Di kawasan sekitar stadion, Spurs membangun sekolah menengah atas (sixth-form school) baru yang terintegrasi dengan kompleks, memberikan fasilitas pendidikan bagi ratusan pelajar lokal. Ada pula pusat kebugaran (gym) dan klinik medis olahraga yang dibuka untuk masyarakat, mempromosikan gaya hidup sehat. Jalur pejalan kaki dan taman bertema “Greenway” dibangun menghubungkan stadion dengan lingkungan sekitar, menyediakan ruang hijau bagi warga untuk berolahraga atau sekadar bersantai. Klub juga aktif menggelar program keterlibatan masyarakat melalui Tottenham Hotspur Foundation; mulai dari pelatihan kerja, program sepak bola akar rumput untuk anak muda, hingga inisiatif kesehatan mental, banyak di antaranya memanfaatkan fasilitas stadion di hari-hari non-event. Dengan demikian, warga Tottenham tak merasa stadion ini entitas asing; sebaliknya, mereka memiliki kebanggaan dan akses terhadap fasilitas kelas dunia di halaman belakang rumah mereka.
Kemitraan dengan Formula 1 membawa dimensi komunitas tambahan: program magang dan akademi balap bagi kaum muda lokal. Dalam kesepakatan 15 tahun dengan F1, Spurs dan F1 berkomitmen menciptakan peluang magang serta karir di industri motorsport bagi pemuda sekitar, termasuk perempuan dan kelompok kurang terwakili. Akademi pengembangan pembalap akan dibentuk di lokasi go-kart stadion untuk mencari “Lewis Hamilton masa depan” dari London Utara. Bahkan kunjungan sekolah akan difasilitasi agar anak-anak mendapat wawasan STEM (sains, teknologi, engineering, matematika) lewat dunia olahraga bermotor. Ini contoh brilian bagaimana stadion tidak hanya menghibur, tapi juga memberdayakan dan menginspirasi generasi muda dengan peluang baru.
Tidak kalah penting adalah dampak lingkungan dan citra kawasan. Tottenham Hotspur Stadium dibangun dengan standar keberlanjutan tinggi; antara lain penggunaan panel surya, daur ulang limbah, dan inisiatif transportasi publik bagi penonton yang kemudian menjadikannya stadion ramah lingkungan peringkat atas di Inggris (Spurs diakui sebagai klub “terhijau” di Liga Inggris). Transformasi kawasan stadion turut menghapus stigma lama Tottenham sebagai daerah kumuh, berubah menjadi destinasi modern yang menarik wisatawan global. Bisnis lokal seperti hotel butik, kafe, dan galeri seni mulai bermunculan di sekitar stadion, memanfaatkan arus pengunjung baru. Pemerintah setempat pun berkolaborasi dengan klub membangun hunian terjangkau dan area komersial di sekitar proyek stadion, memastikan regenerasi bersifat inklusif dan tidak mendorong warga asli keluar.
Pelajaran yang dapat diambil sangat jelas: stadion kelas dunia seharusnya menjadi katalis positif bagi komunitas. Proyek Tridatu Arena di Bali dapat menjadikan Tottenham sebagai inspirasi dalam merancang dampak sosial sejak fase perencanaan. Bayangkan stadion megah di Bali yang tidak hanya dipakai saat laga Bali United, tetapi juga menjadi ruang publik bagi warga Bali, pusat pembinaan olahraga lokal, inkubator ekonomi kreatif UMKM lokal (kuliner & kerajinan), serta daya tarik wisata edukatif. Dengan pendekatan demikian, stadion bukan sekadar infrastruktur olahraga, melainkan ikon kebanggaan bersama yang mengangkat derajat komunitas sekitarnya.
Keberhasilan Tottenham Hotspur Stadium tidak lepas dari visi klub memosisikan diri sebagai destinasi olahraga global melalui kemitraan strategis. Stadion ini lahir dari kolaborasi erat antara Spurs dan National Football League (NFL), sebuah aliansi unik antara klub sepak bola Inggris dan liga American football. Lewat kemitraan ini, Tottenham memperoleh investasi finansial (NFL dikabarkan menyuntikkan sekitar £10 juta pada tahap konstruksi awal proyek) sekaligus jaminan event rutin berupa dua pertandingan NFL tiap tahun di stadion mereka. Bagi NFL, kemitraan ini membuka pasar Eropa lebih luas. Chairman Spurs Daniel Levy menyebut, “Kemitraan dengan NFL memungkinkan kami mendorong batas desain stadion untuk memenuhi kebutuhan NFL dan Liga Premier, sesuatu yang belum pernah dilakukan di mana pun di dunia”. Pernyataan ini tercermin nyata dalam fasilitas stadion yang dibuat dua muka: satu sisi bernuansa sepak bola, sisi lain bernuansa NFL. Mulai dari pintu masuk khusus berhelm NFL hingga ruang pers dan broadcast yang dioptimalkan untuk dua olahraga, Spurs dan NFL menciptakan model dual-sport stadium pertama di dunia. Tidak mengherankan jika para eksekutif NFL menyebut stadion ini sebagai “rumah kedua” mereka di luar negeri, bahkan tak menutup kemungkinan suatu saat markas tim NFL permanen di London berhome base di sini. Dari sisi brand, asosiasi dengan NFL mengangkat pamor Tottenham di Amerika Serikat dan global. Klub ini tak lagi hanya diperbincangkan sebagai tim Liga Inggris, melainkan sebagai pemain kunci dalam ekspansi internasional olahraga.
Kemitraan strategis Spurs meluas pula ke ranah hiburan dan olahraga lainnya. Pada 2023, Tottenham mengumumkan kerja sama jangka panjang 15 tahun dengan Formula 1. Kesepakatan inovatif ini menghadirkan F1 Experience permanen di stadion (arena karting tadi) dan secara strategis mengawinkan merek Spurs dengan salah satu olahraga paling mendunia. Hal ini menjadikan Tottenham Hotspur Stadium unik karena di satu tempat bisa tersaji Liga Inggris, NFL, F1, rugby, tinju hingga konser musik kelas dunia. Menurut Spurs, artinya ada potensi 80% populasi dunia yang tertarik pada event-event yang berlangsung di stadion ini, sebuah jangkauan audiens luar biasa bagi klub maupun mitra komersial mereka. Bagi merek global yang ingin kolaborasi atau sponsor, stadion Tottenham ibarat panggung promosi yang menjanjikan eksposur internasional lintas segmen penggemar. Contohnya, meski hingga kini Spurs belum menjual hak penamaan stadion (naming rights) seharga ratusan juta, namun rencana ambisius seperti mengajukan diri menjadi tuan rumah Super Bowl pertama di luar Amerika (membidik 2026) diyakini akan meningkatkan daya tarik sponsor besar untuk mengikatkan nama mereka. Analis memperkirakan, keberhasilan menggelar Super Bowl - event olahraga dengan 100+ juta penonton global - akan membantu Spurs mendapatkan mitra nama stadion bernilai premium dan semakin mengokohkan brand Tottenham di kancah dunia.
Selain olahraga, stadion ini juga mengokohkan ekspansi merek klub secara holistik. Tottenham memosisikan stadion sebagai elemen kunci identitas baru mereka: klub kosmopolitan yang inovatif. Seluruh elemen branding stadion dikerjakan serius; mulai dari patung ayam jantan emas di puncak stadion yang mereplikasi ikon lama namun dalam gaya modern, hingga detail interior yang menyisipkan sejarah klub (misal motto klub “Audere est Facere” terpampang besar di fasad utara stadion). Branding ini menciptakan koneksi emosional antara Spurs, fans, dan kota London. Spurs juga agresif memasarkan stadion sebagai venue netral untuk event global: final kejuaraan Eropa, konser tur dunia, hingga agenda sosial internasional. Pendekatan tersebut memperluas jaringan relasi Spurs dengan badan olahraga dunia, promotor event, pemerintah, dan komunitas global. Ibaratnya, Tottenham Hotspur Stadium telah menjelma hub olahraga-viiv™ internasional dimana berbagai merek dan institusi bertemu. Hal ini tentu mendongkrak nilai klub baik dari sisi komersial (menarik sponsor global seperti AIA, Nike, dll untuk asosiasi jangka panjang) maupun dari sisi prestise (dianggap setara dengan klub-klub elit tradisional berstadion ikonik).
Pelajaran bagi klub ambisius lain, termasuk Bali United di Indonesia adalah pentingnya berpikir melampaui sepak bola dalam ekspansi merek. Tridatu Arena di Bali dapat mengambil inspirasi untuk menjalin kemitraan strategis di luar sepak bola: misalnya bekerja sama dengan liga olahraga internasional atau brand entertainment global untuk membawa event mereka ke Bali. Bayangkan, jika suatu hari Tridatu Arena mampu menarik event seperti kejuaraan eSports dunia, tur konser artis internasional, atau turnamen pramusim klub Eropa - maka merek Bali United dan Bali sebagai daerah akan terangkat ke pentas dunia. Stadion bukan lagi sekadar fasilitas pertandingan lokal, tapi sebuah brand asset yang memancarkan daya tarik global. Tottenham Hotspur Stadium menunjukkan bahwa dengan kemitraan cerdas, sebuah klub dapat mengubah stadionnya menjadi magnet global, sumber pendapatan multi-arus, sekaligus simbol kebanggaan nasional yang dikenal di seantero dunia.
Kisah Tottenham Hotspur Stadium adalah kisah tentang mimpi besar yang diwujudkan dengan perencanaan visioner, investasi berani, dan eksekusi detail nan inovatif. Dari teknologi retraktil mutakhir hingga strategi bisnis 360 derajat; dari desain yang memanjakan fans hingga peran aktif dalam menghidupkan komunitas, semua aspek bersinergi menjadikan stadion ini benchmark dunia stadion modern. Bagi kita di Indonesia, terutama di Bali, fakta sukses Spurs ini menyulut imajinasi akan potensi yang bisa diraih jika mimpi serupa digarap dengan kesungguhan. Bali United, sebagai salah satu klub profesional kebanggaan Pulau Dewata, layak bercita-cita memiliki Tridatu Arena - stadion berkelas dunia yang dapat menjadi simbol semangat, profesionalisme, dan kebanggaan Bali. Membayangkan Tridatu Arena berdiri megah di tanah Bali, terinspirasi dari referensi terbaik seperti Tottenham Hotspur Stadium, bukanlah hal yang utopis. Ini adalah visi yang perlu dikejar dengan keberanian dan kerja keras, agar kelak Bali memiliki stadion modern yang tak hanya indah secara fisik, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal, mengangkat martabat komunitas, dan mengharumkan nama Bali di kancah internasional. Tottenham Hotspur Stadium telah membuktikan bahwa stadion dapat menjadi lebih dari sekadar arena olahraga, ia bisa menjadi jantung baru yang berdenyut bagi klub dan kota. Semoga dalam waktu mendatang, denyut kebanggaan yang sama akan berdetak kencang di Tridatu Arena, menyatukan puluhan ribu hati di Bali dalam satu suara: bahwa mimpi besar, bila dipadu visi strategis, dapat menjelma nyata dan gemilang.
Referensi:
Populous, "The New Tottenham Hotspur Stadium"populous.compopulous.compopulous.compopulous.compopulous.com
Telecoms.com, "Spurs and HPE hope to show how stadium wifi should be done"telecoms.comtelecoms.com
All Football, "Tottenham fans amazed by pints of beer machine at bar in new ground"m.allfootballapp.com
The Morning Advertiser, "Tottenham Hotspur stadium and Beavertown Brewery"morningadvertiser.co.uk
Tottenham Hotspur – Financial Results 2023tottenhamhotspur.comtottenhamhotspur.comtottenhamhotspur.com
ESPN, "Tottenham's historic dual-sport stadium aims to make NFL feel right at home"espn.comespn.com
Tottenham Hotspur – F1 Partnership Announcementtottenhamhotspur.comtottenhamhotspur.comtottenhamhotspur.com
Versus, "Spurs Wants to Become the First Overseas Host of the Super Bowl in 2026"versus.uk.comversus.uk.com
Populous, Tottenham Hotspur Stadium (Impact)populous.compopulous.com