Beberapa hari terakhir, Indonesia diguncang demonstrasi besar yang menjalar dari Jakarta ke berbagai kota, termasuk Bali. Api protes bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap keputusan politik yang dianggap tidak adil, tunjangan tinggi DPR di tengah kesulitan ekonomi rakyat. Namun, situasi semakin panas setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, meninggal dunia akibat insiden dengan aparat. Tragedi ini menjadi pemicu ledakan amarah. Gedung-gedung DPRD di berbagai daerah dibakar, bentrokan terjadi di jalanan, dan suasana sosial-politik berubah menjadi penuh ketegangan.
Di Bali, banyak orang turun ke jalan, massa bergerak dari GOR Ngurah Rai hingga Mapolda Bali. Seruan keadilan, tuntutan moral, bahkan kemarahan kolektif terdengar keras. Namun, kita juga menyaksikan bagaimana situasi sempat ricuh, dengan gas air mata dan kerusakan fasilitas umum. Bali yang biasanya identik dengan harmoni, spiritualitas, dan persaudaraan kini ikut merasakan badai nasional. Tetapi Bali juga mengajarkan kepada kita: DAMAI dan KESEIMBANGAN ADALAH KUNCI KEHIDUPAN.
Dalam situasi krisis seperti ini, negara harus hadir dengan sikap yang jelas:
Mengakui duka rakyat - Presiden dan pejabat negara harus menunjukkan empati tulus kepada keluarga korban.
Menegakkan keadilan - Aparat yang terbukti bersalah wajib diproses hukum secara transparan.
Mendengar rakyat - Aspirasi mahasiswa, pekerja, ojol, dan masyarakat harus ditampung dalam forum dialog terbuka.
Menjaga stabilitas tanpa represif - Keamanan publik penting, tapi jangan mengorbankan hak rakyat untuk bersuara.
Membubarkan DPR lewat dekrit bukanlah jalan keluar. Itu hanya akan menambah krisis baru. Yang kita butuhkan adalah REFORMASI KELEMBAGAAN, bukan penghancuran konstitusi.
Ketua Umum partai politik perlu melakukan perbaikan jangka panjang, demi keberlangsungan dan kepercayaan masyarakat kepada partai politik itu sendiri, diantaranya: Mulailah kaderisasi yang sehat dan berjangka panjang, jangan lagi menjadikan uang dan popularitas sebagai syarat utama untuk menduduki kursi DPR RI. Bangunlah tradisi baru dengan memilih calon legislatif yang memiliki kapasitas, integritas, dan dedikasi untuk rakyat yang dibuktikan dengan rekam jejang yang panjang, bukan sekadar terkenal atau kaya raya. Jika partai-partai politik terus mempertahankan pola lama, maka krisis kepercayaan publik terhadap DPR tidak akan pernah pulih. Tetapi jika partai berani melakukan reformasi internal, rakyat akan kembali percaya pada politik sebagai jalan mulia membangun bangsa.
Saya percaya bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang pekerja keras dan terbukti memiliki daya tahan dalam menghadapi berbagai krisis, kita tetap bisa menjaga akal sehat, mari di hari senin esok kita kembali bekerja, belajar, dan mengurus keluarga seperti biasa. Protes boleh terus bergulir dalam ruang demokrasi, tapi kehidupan sehari-hari jangan sampai berhenti. Kita bisa bersuara, kita bisa menyampaikan kritik, namun juga tetap bertanggung jawab pada masa depan kita masing-masing.
Indonesia sedang diuji. Bukan hanya oleh kebijakan yang timpang, tapi oleh seberapa kuat kita menjaga persatuan dan akal sehat. Kita boleh marah, kita boleh kecewa, tetapi jangan sampai kita hancurkan rumah kita sendiri. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik: bangsa yang belajar dari luka, memperbaiki diri, dan melangkah maju dengan bijaksana.
BESOK, MARI KITA KEMBALI BEKERJA DENGAN SEMANGAT BARU, DENGAN DOA UNTUK KEADILAN, DAN DENGAN TEKAD MENJAGA INDONESIA TETAP BERDIRI.